Dalam proses pendidikan Islam,
tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses
dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Dengan
memperhatikan kekhususan tugas pendidikan Islam yang meletakkan faktor
pengembangan fitrah anak didik, nilai-nilai agama dijadikan landasan
kepribadian anak didik yang dibentuk melalui proses tersebut, oleh karena itu
idealitas Islam yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak
dapat diketahui oleh pendidik tanpa melalui proses evaluasi. Proses evaluasi
itu sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena evaluasi
menjadi tolok ukur bagaimana pendidikan itu berjalan, apakah sudah sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan atau masih perlu diperbaiki dan
ditingkatkan lagi.
Pendidikan Islam adalah pendidikan
yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh
Abudin Nata bahwa “Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada
nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits
serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.”.
Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang
hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau
output kependidikan Islam.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan
kegiatan diperlukan evaluasi sebagaimana yang dijelaskan oleh M. Sukardi bahwa
“Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap
kemajuannya.”. Berhasil
atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah
dilakukan evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya. Dengan kata lain
penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan
dicapai atau tidak, atau untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa sudah
mencapai tujuannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi
merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan
secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau
target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan
merupakan proses membandingkan situasi dengan kriteria tertentu dalam masalah-masalah
pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Toto Suaharto bahwa:
Jika kata
evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat diartikan sebagai
proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu terhadap
masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk itu evaluasi pendidikan
sebenarnya tidak hanya menilai tentang hasil belajar siswa tersebut, seperti
evaluasi terhadap guru, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan dan
sebagainya.
Evaluasi dalam
pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku
anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena
manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan
juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan
dan Masyarakat.
Hj. Hanun Asrorah dan
Anas Amin Alamsyah menjelaskan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
‒ Untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara komprehensif yang
meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
‒ Sebagai
umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah
dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan
sebanyak mungkin dihindari.
‒ Bagi
pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar,
bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan
dikuasainya, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
program-program yang dilaksanakan.
‒ Untuk
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
‒ Untuk
menentukan angka kemajuan dan hasil belajar.
‒ Untuk
menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
‒ Untuk
mengenal latar belakang murid mengalami kesulitan-kesulitan belajar.
Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam yang harus
diperhatikan dalam evaluasi, antara lain:
1) Prinsip kesinambungan
Evaluasi dilakukan secara sambung
menyambung dan dilakukan dari waktu ke waktu, maka akan dapat diperoleh
gambaran kemajuan yang terjadi di antara para siswa yang di evaluasi.
2) Prinsip keseluruhan
Evaluasi hasil belajar harus dapat
mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan tingkah laku yang
terjadi pada peserta didik.
3) Prinsip objektivitas
Objektif dalam arti bahwa evaluasi
itu di laksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada
tanpa di pengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dari evaluator.
4) Valid
Prinsip ini sangatlah penting bagi
pelaksanaan evaluasi, karena prinsip memberikan informasi yang benar. Sehingga
tidak akan terjadi kesalah pahaman mengenai pendidikan Islam.
5) Mendidik
Evaluasi dilakukan agar peserta
didik belajar dan pendidik juga mengajar dengan lebih baik.
6) Berorientasi pada kompetensi
Dengan evaluasi, kompetensi dasar
peserta didik akan dapat di ketahui. Seberapa jauhkah anak menguasai materi
yang telah di ajarkan.
Pendidikan Islam dalam pendekatan filosofis dapat merupakan
studi proses tentang kependidikan yang didasari niali- nilai ajaran Islam
menurut konsepsi filosofis sebagaimana yang dijelaskan oleh M. Sukardi bahwa:
Berdasarkan pendekatan filosofis, pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan niali-
nilai ajaran Islam menurut konsepsi filosofis, bersumberkan kitab suci Al-Quran
dan sunnah Nabi Muhammad Saw.
Pendekatan filosofis ini memandang bahwa manusia adalah
makhluk rasional atau “homo rasional”
sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada
sejauh mana pengembangan berfikir dapat dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar pendekatan filosofis dapat
diaplikasikan ketika guru mengajar. “Contohnya pada pelajaran mengenai proses
terjadinya penciptaan alam, atau pada proses penciptaan manusia, dari mana
manusisa berasal, bagaimana proses kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk
manusi. Hal ini terus berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia
(hingga pada zat yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT).”
Dalam hal ini, Al-Qur’an benar-benar
memberikan motivasi kepada manusia untuk selalu menggunakan pikirannya (rasio)
secara tepat guna untuk menemukan hakikatnya selaku hamba Allah SWT, selaku
mahkluk social dan selaku khalifah di bumi.
Evaluasi dilakukan adalah dalam
rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi
pendidikan Islam kepada peserta didik. Kesemua manfaat atau kegunaan tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan pendidikan Islam dalam
berbagai aspeknya dalam rangka peningkatan kualitasnya ke masa depan.