LATAR BELAKANG BERDIRINYA
PIMPINAN KOMISARIAT PERGURUAN TINGGI (PKPT)
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dilakukan
dengan baik tanpa menempatkan lembaga pendidikan sebagai instrument sentral
dalam pembinaan sumber daya manusia. Lembaga pendidikan merupakan wacana dan
upaya mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
pelatihan, bagi perannya yang akan datang. Transformasi pendidikan merupakan
proses dalam menerima jawaban akan kekukuhan manusia untuk masa kini dan masa
datang. Sehingga setiap orang yang akan dapat melaksanakan peran yang lebih
baik dimasa mendatang. Kecenderungan dalam masyarakat pada gilirannya akan
melakukan tuntutan baru yang lebih komplek dari sebelumnya. Kecenderungan yang
akan melandasi proses transformasi pendidikan akan berdampak langsung kepada
upaya yang lebih serius.
Lahirnya sebuah Organisasi Mahasiswa Pimpinan Komisariat Perguruan
Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie
Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk yang
membutuhkan perjuangan, tenaga dan waktu untuk berdirinya PTAIS Kabupaten
Nganjuk.
Berdasarkan literasi kampus yang telah dibaca, Drs. H. Moh. Maksum
Farid,M.HI Selaku Ketua STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk dan Drs. KH. Muhaimin
Aziz, M.Hi selaku KAKANDEPAG Nganjuk yang kebetulan sebagai penduduk asli
Nganjuk, memberikan motivasi yang kuat terhadap para alumni STAI Diponegoro
Tulungagung yang ada di Kabupaten Nganjuk untuk mempersiapkan studi kelayakan
kemungkinan berdirinya perguruan tinggi Islam di kabupaten Nganjuk. Dari
motivasi tersebut diatas maka muncullah tim kecil yang membidani persiapan
pendirian PTAIS di kabupaten Nganjuk yaitu DR. H. Akhyak, M.Ag, Riduwan,
M.PdI, dan Moh.Ali Yusron, M.Ag. Ketiga tim kecil tersebut kemudian
mengawali langkahnya dengan mendirikan Yayasan Pangeran Diponegoro Nganjuk, dan
membidani terbentuknya Panitia TIM pendiri Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta
di Kabupaten Nganjuk melalui rapat tanggal 01 juli 2005. Menyiapkan segala hal
yang berhubungan dengan persyaratan pendirian perguruan tinggi. Setelah mendapat visitasi dari tim DIKTIS
DEPAG RI, tidak lama kemudian legalitas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
Pangeran Diponegoro Nganjuk telah turun surat izin operasionalnya yaitu SK
Dirjend yang pada masa itu hanya ada 1 fokus program studi yaitu Pend. Agama
Islam. Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam kancah pendidikan di
kabupaten Ngajuk maka STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk berhasil menambah prodi
baru yaitu ekonomi syariah dan telah mendapat izin alih status menjadi Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Pangeran Diponegoro.
Sebagai cikal bakal lahirnya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie
Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk dan
Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk. Pada tahun 2007 dimana
merupakan awal berdirinya kampus IAI Padie Nganjuk yang masih menjadi satu atau
satu atap dengan SMP Negeri 17 Loceret Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Berdirinya PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie dilatar belakangi oleh
berkumpulnya para pengurus Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk yang
kebetulan sama-sama menjadi mahasiswa di STIT Padie Nganjuk (pada masa itu). Pada
periode tersebut kepengurusan Pimpinan Cabang (PC) dipimpimpin oleh Rekan
Untung Wiyono dan Rekanita Kotimatul Munawaroh, sebagai KETUM PC yang juga
menuntut ilmu di kampus IAI Padie Nganjuk.
Sebelum menjadi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) awalnya
bernama Forum Silaturrahim Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU tahun 2007
yang diketuai oleh Rekan Mas'ut hingga akhirnya berkembang menjadi Pimpinan
Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT). Sebagai salah satu syarat mendirikan
organisasi (PKPT IPNU-IPPNU) adalah melaksanakan Masa Kesetiaan Anggota
(Makesta), karena pada tahun 2007 tersebut belum memiliki anggota sehingga pada
tahun tersebut PKPT masih belum di sahkan oleh Pimpinan Cabang (PC) Kabupaten
Nganjuk. Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) bisa dikatakan sebagai gerbang awal
masuk dalam organisasi IPNU-IPPNU. Masa Kestiaan Anggota (Makesta) adalah
Program kegiatan wajib dan mendasar yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap
organisasi, dimana didalamnya membahas mengenai pengenalan mulai dari Nahdlatul
'Ulama (NU), ke-IPNU IPPNU-an, Keorganisasian, Kepemimpinan dan hal-hal yang
berhubungan dengan organisasi IPNU-IPPNU.
Tahun 2008 adalah awal Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT)
IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk disahkan oleh Pimpinan Cabang (PC). Dimana ketua
pertama yang terpilih pada forum pemilihan adalah Rekan Saifudin dan Rekanita
Nur Azizah Fauziah sebagai KETUM PKPT yang pertama/perintis. Setelah
terbentuknya kepengurusan PKPT IPNU-IPPNU maka dilaksanakan MAKESTA petama di
SMP Negeri 17 Loceret karena sudah memiliki anggota sebagai syarat
terselenggaranya MAKESTA.
Organisasi tanpa adanya program kegiatan adalah pincang, karena
dengan adanya program kegiatan maka akan terjalin keakraban dan kekeluargaan
antar sesama anggota, selain itu organisasi akan dikatan berhasil jika memiliki
progam kegiatan yang dapat menguntungkan bagi organisasi tersebut dan orang
lain/ organisasi lain. Oleh karena itu pada awal terbentuknya PKPT IPNU IPPNU STIT
Padie Nganjuk tersusun program kerja yaitu Khotmil Qur'an, Kajian Aswaja, Forum
Diskusi, dan Pendalaman Materi MAKESTA.
Masa kepemimpinan perode pertama berjalan selama 2 tahun, dimana
kondisi ini tidak sesuai dengan Aturan Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADART) yang
menyebutkan bahwa masa kepemimpinan PKPT adalah 1 tahun. Hal tersebut
dikarenakan faktor internal dan masa pengkaderan sehingga melampaui batas yang
ditentukan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Imam Bukori yang ikut andil
dalam kepengurusan masa itu.
Setelah masa pengkaderan selama 2 tahun akhirnya PKPT melaksanakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) dimana pada rapat tersebut diadakan pemilihan ketua
PKPT periode kedua dan pada tahun 2011 terpilih Rekan Yasin Sulton Tayuh
Mulyono (Ketua IPNU) dan Rekanita Zaroatul Qoiriyah (Ketua IPPNU). Pada periode
Rekan Yasin dan Rekanita Zahro tersebut PKPT semakin melebarkan sayapnya dengan
bertambahnya program kerja yang membawa kiprah PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie
semakin dikenal oleh masyarakat luas. Yaitu melalui program kerja tambahan
seperti Pekan Silaturrahim Santri (PSS), Lomba Tingkat Raudhatul Atfal (RA),
dan Festival Banjari Se-Jawa Timur (Fesban).
Semenjak berdirinya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU
IAI Padie Nganjuk hingga periode saat ini adalah perjuangan yang luar biasa
oleh rekan dan rekanita baik pegurus maupun pemimpin. Ketum/ Pemimpin dalam
organisasi adalah bagai sebuah pondasi dan anggota pengurus adalah material.
Kedua poin tersebut tidak bisa dipisahkan karena pondasi tanpa material akan
mengalami keruntuhan dan begitu juga dengan material tanpa pondasi adalah
pincang. Oleh karena itu perlu perjuangan yang tulus dan luar biasa dalam
membangun PKPT IPNU-IPPNU dari yang baik menjadi terbaik.
GENERASI PKPT IPNU-IPPNU
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro
Nganjuk
Tahun Periode
|
Ketua IPNU
|
Ketua IPPNU
|
2008 – 2010
|
Mohammad Saifudin
|
Nur Azizah Fauziah
|
2011 – 2012
|
Yasin Sulton Tayuh Mulyono
|
Zaroatul Qoiriyah
|
2013 – 2014
|
Miftahul Aziz
|
Laila Uswatun Khasanah
|
2014 – 2015
|
Mohammad Jamaludin
|
Nita Maharani
|
2015 – 2016
|
Misbahul Munir
|
Ummi Zahrotul Muslimah
|
2016 – 2017
|
Ivan Maulana Ishaq
|
Sakbaniatun Masruroh
|
2017 – 2018
|
Musrivan Bahrudin
|
Ulfah Jamili
|
VISI DAN MISI PKPT IPNU IPPNU IAI
PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
Dalam
mengemban amanat Organisasi NU, PKPT juga dituntut untuk dapat memberikan
sumbangsih dinamika dan perannya dalam menghadapi perkembangan zaman serta arus
globalisasi. Dengan begitu, PKPT IPNU-IPPNU dapat menunjukkan nilai tawar dan
nilai kompetitif di dunia global. Untuk mencapai tujuan yang dicita citakan Organisasi
NU, hingga saat ini PKPT masih memerlukan perjuangan, kerja keras serta dukungan
dari semua pihak.
PKPT
IPNU-IPPNU IAI Padie merupakan salah satu organisasi NU yang berada di bawah
naungan Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk dan mengemban tugas
dan amanat yang tidak ringan. PKPT seslalu berusaha untuk mencapai dan
mendukung Visi dan Misi organisasi.
Program kerja
disusun dalam kerangka manifestasi visi dan misi yang menjadi cita-cita agung
organisasi. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU IAI Padie memiliki
cita-cita yang diinginkan di masa datang serta langkah-langkah nyata yang diwujudkan
dalam Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi:
“Terwujudnya
mahasiswa yang bertaqwa kepada Alloh SWT, berahklatul karimah, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, berwawasan kebangsaan, memiliki kesadaran dan
tanggung jawab terhadap tatanan masyarakat berkeadilan demokrasi atas dasar
ajaran islam ahlussunnah Wal Jamaah”
Misi IPNU:
"Pembinaan
dan pemberdayaan terhadap mahasiswa dan santri, serta berhubungan dengan
pihak-pihak yang terkait"
Misi IPPNU:
-
Membangun kader Nahdlatul Ulama
(NU) yang berkualitas, berakhlakul karimah, bersikap demokratis dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
-
Mengembangkan wacana dan kualitas
sumber dan kader menuju terciptanya kesejahteraan gender
-
Membentuk kader yang dinamis,
kreatif, dan inovatif.
LANJUTKAN
TRADISI, KEMBANGKAN POTENSI
SALAM BELAJAR
BERJUANG BERTAQWA
PKPT
IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK