Senin, 30 April 2018

SEJARAH EMAS PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK


LATAR BELAKANG BERDIRINYA
PIMPINAN KOMISARIAT PERGURUAN TINGGI (PKPT)
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)

IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
logo pkpt ipnu-ippnu iai pangeran diponegoro nganjuk

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa menempatkan lembaga pendidikan sebagai instrument sentral dalam pembinaan sumber daya manusia. Lembaga pendidikan merupakan wacana dan upaya mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan, bagi perannya yang akan datang. Transformasi pendidikan merupakan proses dalam menerima jawaban akan kekukuhan manusia untuk masa kini dan masa datang. Sehingga setiap orang yang akan dapat melaksanakan peran yang lebih baik dimasa mendatang. Kecenderungan dalam masyarakat pada gilirannya akan melakukan tuntutan baru yang lebih komplek dari sebelumnya. Kecenderungan yang akan melandasi proses transformasi pendidikan akan berdampak langsung kepada upaya yang lebih serius.
Lahirnya sebuah Organisasi Mahasiswa Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk yang membutuhkan perjuangan, tenaga dan waktu untuk berdirinya PTAIS Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan literasi kampus yang telah dibaca, Drs. H. Moh. Maksum Farid,M.HI Selaku Ketua STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk dan Drs. KH. Muhaimin Aziz, M.Hi selaku KAKANDEPAG Nganjuk yang kebetulan sebagai penduduk asli Nganjuk, memberikan motivasi yang kuat terhadap para alumni STAI Diponegoro Tulungagung yang ada di Kabupaten Nganjuk untuk mempersiapkan studi kelayakan kemungkinan berdirinya perguruan tinggi Islam di kabupaten Nganjuk. Dari motivasi tersebut diatas maka muncullah tim kecil yang membidani persiapan pendirian PTAIS di kabupaten Nganjuk yaitu DR. H. Akhyak, M.Ag, Riduwan, M.PdI, dan Moh.Ali Yusron, M.Ag. Ketiga tim kecil tersebut kemudian mengawali langkahnya dengan mendirikan Yayasan Pangeran Diponegoro Nganjuk, dan membidani terbentuknya Panitia TIM pendiri Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di Kabupaten Nganjuk melalui rapat tanggal 01 juli 2005. Menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan persyaratan pendirian perguruan tinggi.  Setelah mendapat visitasi dari tim DIKTIS DEPAG RI, tidak lama kemudian legalitas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pangeran Diponegoro Nganjuk telah turun surat izin operasionalnya yaitu SK Dirjend yang pada masa itu hanya ada 1 fokus program studi yaitu Pend. Agama Islam. Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam kancah pendidikan di kabupaten Ngajuk maka STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk berhasil menambah prodi baru yaitu ekonomi syariah dan telah mendapat izin alih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pangeran Diponegoro.
Sebagai cikal bakal lahirnya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk dan Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk. Pada tahun 2007 dimana merupakan awal berdirinya kampus IAI Padie Nganjuk yang masih menjadi satu atau satu atap dengan SMP Negeri 17 Loceret Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Berdirinya PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie dilatar belakangi oleh berkumpulnya para pengurus Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk yang kebetulan sama-sama menjadi mahasiswa di STIT Padie Nganjuk (pada masa itu). Pada periode tersebut kepengurusan Pimpinan Cabang (PC) dipimpimpin oleh Rekan Untung Wiyono dan Rekanita Kotimatul Munawaroh, sebagai KETUM PC yang juga menuntut ilmu di kampus IAI Padie Nganjuk.
Sebelum menjadi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) awalnya bernama Forum Silaturrahim Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU tahun 2007 yang diketuai oleh Rekan Mas'ut hingga akhirnya berkembang menjadi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT). Sebagai salah satu syarat mendirikan organisasi (PKPT IPNU-IPPNU) adalah melaksanakan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta), karena pada tahun 2007 tersebut belum memiliki anggota sehingga pada tahun tersebut PKPT masih belum di sahkan oleh Pimpinan Cabang (PC) Kabupaten Nganjuk. Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) bisa dikatakan sebagai gerbang awal masuk dalam organisasi IPNU-IPPNU. Masa Kestiaan Anggota (Makesta) adalah Program kegiatan wajib dan mendasar yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap organisasi, dimana didalamnya membahas mengenai pengenalan mulai dari Nahdlatul 'Ulama (NU), ke-IPNU IPPNU-an, Keorganisasian, Kepemimpinan dan hal-hal yang berhubungan dengan organisasi IPNU-IPPNU.
Tahun 2008 adalah awal Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk disahkan oleh Pimpinan Cabang (PC). Dimana ketua pertama yang terpilih pada forum pemilihan adalah Rekan Saifudin dan Rekanita Nur Azizah Fauziah sebagai KETUM PKPT yang pertama/perintis. Setelah terbentuknya kepengurusan PKPT IPNU-IPPNU maka dilaksanakan MAKESTA petama di SMP Negeri 17 Loceret karena sudah memiliki anggota sebagai syarat terselenggaranya MAKESTA.
Organisasi tanpa adanya program kegiatan adalah pincang, karena dengan adanya program kegiatan maka akan terjalin keakraban dan kekeluargaan antar sesama anggota, selain itu organisasi akan dikatan berhasil jika memiliki progam kegiatan yang dapat menguntungkan bagi organisasi tersebut dan orang lain/ organisasi lain. Oleh karena itu pada awal terbentuknya PKPT IPNU IPPNU STIT Padie Nganjuk tersusun program kerja yaitu Khotmil Qur'an, Kajian Aswaja, Forum Diskusi, dan Pendalaman Materi MAKESTA.
Masa kepemimpinan perode pertama berjalan selama 2 tahun, dimana kondisi ini tidak sesuai dengan Aturan Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADART) yang menyebutkan bahwa masa kepemimpinan PKPT adalah 1 tahun. Hal tersebut dikarenakan faktor internal dan masa pengkaderan sehingga melampaui batas yang ditentukan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Imam Bukori yang ikut andil dalam kepengurusan masa itu.
Setelah masa pengkaderan selama 2 tahun akhirnya PKPT melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dimana pada rapat tersebut diadakan pemilihan ketua PKPT periode kedua dan pada tahun 2011 terpilih Rekan Yasin Sulton Tayuh Mulyono (Ketua IPNU) dan Rekanita Zaroatul Qoiriyah (Ketua IPPNU). Pada periode Rekan Yasin dan Rekanita Zahro tersebut PKPT semakin melebarkan sayapnya dengan bertambahnya program kerja yang membawa kiprah PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie semakin dikenal oleh masyarakat luas. Yaitu melalui program kerja tambahan seperti Pekan Silaturrahim Santri (PSS), Lomba Tingkat Raudhatul Atfal (RA), dan Festival Banjari Se-Jawa Timur (Fesban).
Semenjak berdirinya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk hingga periode saat ini adalah perjuangan yang luar biasa oleh rekan dan rekanita baik pegurus maupun pemimpin. Ketum/ Pemimpin dalam organisasi adalah bagai sebuah pondasi dan anggota pengurus adalah material. Kedua poin tersebut tidak bisa dipisahkan karena pondasi tanpa material akan mengalami keruntuhan dan begitu juga dengan material tanpa pondasi adalah pincang. Oleh karena itu perlu perjuangan yang tulus dan luar biasa dalam membangun PKPT IPNU-IPPNU dari yang baik menjadi terbaik.

GENERASI PKPT IPNU-IPPNU
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro
Nganjuk
Tahun Periode
Ketua IPNU
Ketua IPPNU
2008 – 2010
Mohammad Saifudin
Nur Azizah Fauziah
2011 – 2012
Yasin Sulton Tayuh Mulyono
Zaroatul Qoiriyah
2013 – 2014
Miftahul Aziz
Laila Uswatun Khasanah
2014 – 2015
Mohammad Jamaludin
Nita Maharani
2015 – 2016
Misbahul Munir
Ummi Zahrotul Muslimah
2016 – 2017
Ivan Maulana Ishaq
Sakbaniatun Masruroh
2017 – 2018
Musrivan Bahrudin
Ulfah Jamili



 

VISI DAN MISI PKPT IPNU IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK

Dalam mengemban amanat Organisasi NU, PKPT juga dituntut untuk dapat memberikan sumbangsih dinamika dan perannya dalam menghadapi perkembangan zaman serta arus globalisasi. Dengan begitu, PKPT IPNU-IPPNU dapat menunjukkan nilai tawar dan nilai kompetitif di dunia global. Untuk mencapai tujuan yang dicita citakan Organisasi NU, hingga saat ini PKPT masih memerlukan perjuangan, kerja keras serta dukungan dari semua pihak.
PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie merupakan salah satu organisasi NU yang berada di bawah naungan Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk dan mengemban tugas dan amanat yang tidak ringan. PKPT seslalu berusaha untuk mencapai dan mendukung Visi dan Misi organisasi.
Program kerja disusun dalam kerangka manifestasi visi dan misi yang menjadi cita-cita agung organisasi. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU IAI Padie memiliki cita-cita yang diinginkan di masa datang serta langkah-langkah nyata yang diwujudkan dalam Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi:
“Terwujudnya mahasiswa yang bertaqwa kepada Alloh SWT, berahklatul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berwawasan kebangsaan, memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap tatanan masyarakat berkeadilan demokrasi atas dasar ajaran islam ahlussunnah Wal Jamaah”

Misi IPNU:
"Pembinaan dan pemberdayaan terhadap mahasiswa dan santri, serta berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait"

Misi IPPNU:
-  Membangun kader Nahdlatul Ulama (NU) yang berkualitas, berakhlakul karimah, bersikap demokratis dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
-  Mengembangkan wacana dan kualitas sumber dan kader menuju terciptanya kesejahteraan gender
-  Membentuk kader yang dinamis, kreatif, dan inovatif.

LANJUTKAN TRADISI, KEMBANGKAN POTENSI
SALAM BELAJAR BERJUANG BERTAQWA
PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK

SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG PKPT IPNU IPPNU JAMAN NOW

MELESTARIKAN SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG PARA PELAJAR NAHDLATUL ULAMA JAMAN NOW BERSAMA PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEG...