Jumat, 18 Mei 2018

SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG PKPT IPNU IPPNU JAMAN NOW



MELESTARIKAN SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG
PARA PELAJAR NAHDLATUL ULAMA JAMAN NOW
BERSAMA
PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK

Dalam rangka memperingati Harlah Kampus IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk yang ke-11 yaitu 15 April 2018, PKPT IPNU IPPNU Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk masa khidmat 2018/2019 mengadakan Ruqyah Massal bersama Komunitas Ruqyah ASWAJA Nganjuk dengan sasaran mahasiswa dan masyarakat umum.



Menurut ketua PKPT IPNU IAI PD Nganjuk, Rekan Nafhan mengatakan, “Acara peringatan Harlah Kampus yang ke 11 ini bertujuan untuk menyucikan diri dan membantu mengurangi beberapa keluhan penyakit medis dan non-medis, serta kembali mengenalkan beberapa doa-doa Aswaja yang bukan hanya sekedar kalimat doa yang dapat membantu menyucikan pikiran dan hati. Diharapkan dengan adanya Ruqyah Massal di wilayah Nganjuk ini mampu membantu mahasiswa yang sering kali mengalami kegalauan dan masyarakat umum yang belum paham dengan presepsi Suwuk NU,” ujarnya.

Ia menambahkan, peringatan kegiatan Harlah Kampus IAI PD Nganjuk yang ke 11 ini PKPT IPNU IPPNU tidak hanya mengadakan acara Ruqyah Massal saja. Agenda wajib dan sudah turun temurun juga dilaksanakan sebagaimana mestinya, yaitu Gebyar 1000 Tumpeng bersama seluruh mahasiswa dan para dosen serta sesepuh lingkungan kampus.





Gebyar 1000 tumpeng ini merupakan kegiatan wajib tahunan dari PKPT IPNU IPPNU IAI PD Nganjuk. Kemarin hampir sekitar 1153 mahasiswa dan 93 dosen ikut menghadiri acara tersebut. Acara ini diawali dengan pengumpulan tumpeng setiap kelas dimana ada sekitar 40 kelas yang terdiri dari FTIK, FSEI, FUSA, dan FDKI. Setiap kelas memang di beri tanggung jawab kewajiban untuk mengumpulkan minimal 1 buah tumpeng, dan hal tersebut di sambut baik oleh seluruh mahasiswa IAI PD Nganjuk. Dilanjutkan dengan istighosah bersama yang dipimpin oleh Bapak KH. Muhaimin.

Dalam rangka peringatan Harlah Kampus ke 11 ini, PKPT IPNU IPPNU Nganjuk berharap kembalinya kebiasaan NU dan ASWAJA yang telah lama tertidur kalah dengan era jaman now yang serba canggih dan kekinian. Ketua PKPT IPNU IPPNU IAI PD Nganjuk, sangat berharap, “Dengan adanya kegiatan peringatan Harlah Kampus semacam ini, dapat menghidupkan kembali kebiasaan ‘wong NU’ dan kami sebagai Pelajar dan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama memohon dukungan dari mahasiswa dan para dosen NU untuk saling berjuang dan saling mendukung untuk mencapai tujuan NU ditingkat Perguruan Tinggi. Diusia seperti kami inilah, PKPT IPNU IPPNU harus ‘Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah’ yaitu memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.” jelasnya.
(Dwiana Nurfitri A) 15/4/2018

Senin, 30 April 2018

SEJARAH EMAS PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK


LATAR BELAKANG BERDIRINYA
PIMPINAN KOMISARIAT PERGURUAN TINGGI (PKPT)
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)

IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
logo pkpt ipnu-ippnu iai pangeran diponegoro nganjuk

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa menempatkan lembaga pendidikan sebagai instrument sentral dalam pembinaan sumber daya manusia. Lembaga pendidikan merupakan wacana dan upaya mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan, bagi perannya yang akan datang. Transformasi pendidikan merupakan proses dalam menerima jawaban akan kekukuhan manusia untuk masa kini dan masa datang. Sehingga setiap orang yang akan dapat melaksanakan peran yang lebih baik dimasa mendatang. Kecenderungan dalam masyarakat pada gilirannya akan melakukan tuntutan baru yang lebih komplek dari sebelumnya. Kecenderungan yang akan melandasi proses transformasi pendidikan akan berdampak langsung kepada upaya yang lebih serius.
Lahirnya sebuah Organisasi Mahasiswa Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk yang membutuhkan perjuangan, tenaga dan waktu untuk berdirinya PTAIS Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan literasi kampus yang telah dibaca, Drs. H. Moh. Maksum Farid,M.HI Selaku Ketua STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk dan Drs. KH. Muhaimin Aziz, M.Hi selaku KAKANDEPAG Nganjuk yang kebetulan sebagai penduduk asli Nganjuk, memberikan motivasi yang kuat terhadap para alumni STAI Diponegoro Tulungagung yang ada di Kabupaten Nganjuk untuk mempersiapkan studi kelayakan kemungkinan berdirinya perguruan tinggi Islam di kabupaten Nganjuk. Dari motivasi tersebut diatas maka muncullah tim kecil yang membidani persiapan pendirian PTAIS di kabupaten Nganjuk yaitu DR. H. Akhyak, M.Ag, Riduwan, M.PdI, dan Moh.Ali Yusron, M.Ag. Ketiga tim kecil tersebut kemudian mengawali langkahnya dengan mendirikan Yayasan Pangeran Diponegoro Nganjuk, dan membidani terbentuknya Panitia TIM pendiri Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di Kabupaten Nganjuk melalui rapat tanggal 01 juli 2005. Menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan persyaratan pendirian perguruan tinggi.  Setelah mendapat visitasi dari tim DIKTIS DEPAG RI, tidak lama kemudian legalitas Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pangeran Diponegoro Nganjuk telah turun surat izin operasionalnya yaitu SK Dirjend yang pada masa itu hanya ada 1 fokus program studi yaitu Pend. Agama Islam. Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam kancah pendidikan di kabupaten Ngajuk maka STIT Pangeran Diponegoro Nganjuk berhasil menambah prodi baru yaitu ekonomi syariah dan telah mendapat izin alih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pangeran Diponegoro.
Sebagai cikal bakal lahirnya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk (PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk) tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kampus IAI Padie Nganjuk dan Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk. Pada tahun 2007 dimana merupakan awal berdirinya kampus IAI Padie Nganjuk yang masih menjadi satu atau satu atap dengan SMP Negeri 17 Loceret Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Berdirinya PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie dilatar belakangi oleh berkumpulnya para pengurus Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk yang kebetulan sama-sama menjadi mahasiswa di STIT Padie Nganjuk (pada masa itu). Pada periode tersebut kepengurusan Pimpinan Cabang (PC) dipimpimpin oleh Rekan Untung Wiyono dan Rekanita Kotimatul Munawaroh, sebagai KETUM PC yang juga menuntut ilmu di kampus IAI Padie Nganjuk.
Sebelum menjadi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) awalnya bernama Forum Silaturrahim Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU tahun 2007 yang diketuai oleh Rekan Mas'ut hingga akhirnya berkembang menjadi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT). Sebagai salah satu syarat mendirikan organisasi (PKPT IPNU-IPPNU) adalah melaksanakan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta), karena pada tahun 2007 tersebut belum memiliki anggota sehingga pada tahun tersebut PKPT masih belum di sahkan oleh Pimpinan Cabang (PC) Kabupaten Nganjuk. Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) bisa dikatakan sebagai gerbang awal masuk dalam organisasi IPNU-IPPNU. Masa Kestiaan Anggota (Makesta) adalah Program kegiatan wajib dan mendasar yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap organisasi, dimana didalamnya membahas mengenai pengenalan mulai dari Nahdlatul 'Ulama (NU), ke-IPNU IPPNU-an, Keorganisasian, Kepemimpinan dan hal-hal yang berhubungan dengan organisasi IPNU-IPPNU.
Tahun 2008 adalah awal Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk disahkan oleh Pimpinan Cabang (PC). Dimana ketua pertama yang terpilih pada forum pemilihan adalah Rekan Saifudin dan Rekanita Nur Azizah Fauziah sebagai KETUM PKPT yang pertama/perintis. Setelah terbentuknya kepengurusan PKPT IPNU-IPPNU maka dilaksanakan MAKESTA petama di SMP Negeri 17 Loceret karena sudah memiliki anggota sebagai syarat terselenggaranya MAKESTA.
Organisasi tanpa adanya program kegiatan adalah pincang, karena dengan adanya program kegiatan maka akan terjalin keakraban dan kekeluargaan antar sesama anggota, selain itu organisasi akan dikatan berhasil jika memiliki progam kegiatan yang dapat menguntungkan bagi organisasi tersebut dan orang lain/ organisasi lain. Oleh karena itu pada awal terbentuknya PKPT IPNU IPPNU STIT Padie Nganjuk tersusun program kerja yaitu Khotmil Qur'an, Kajian Aswaja, Forum Diskusi, dan Pendalaman Materi MAKESTA.
Masa kepemimpinan perode pertama berjalan selama 2 tahun, dimana kondisi ini tidak sesuai dengan Aturan Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADART) yang menyebutkan bahwa masa kepemimpinan PKPT adalah 1 tahun. Hal tersebut dikarenakan faktor internal dan masa pengkaderan sehingga melampaui batas yang ditentukan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Imam Bukori yang ikut andil dalam kepengurusan masa itu.
Setelah masa pengkaderan selama 2 tahun akhirnya PKPT melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dimana pada rapat tersebut diadakan pemilihan ketua PKPT periode kedua dan pada tahun 2011 terpilih Rekan Yasin Sulton Tayuh Mulyono (Ketua IPNU) dan Rekanita Zaroatul Qoiriyah (Ketua IPPNU). Pada periode Rekan Yasin dan Rekanita Zahro tersebut PKPT semakin melebarkan sayapnya dengan bertambahnya program kerja yang membawa kiprah PKPT IPNU-IPPNU IAI Padie semakin dikenal oleh masyarakat luas. Yaitu melalui program kerja tambahan seperti Pekan Silaturrahim Santri (PSS), Lomba Tingkat Raudhatul Atfal (RA), dan Festival Banjari Se-Jawa Timur (Fesban).
Semenjak berdirinya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU-IPPNU IAI Padie Nganjuk hingga periode saat ini adalah perjuangan yang luar biasa oleh rekan dan rekanita baik pegurus maupun pemimpin. Ketum/ Pemimpin dalam organisasi adalah bagai sebuah pondasi dan anggota pengurus adalah material. Kedua poin tersebut tidak bisa dipisahkan karena pondasi tanpa material akan mengalami keruntuhan dan begitu juga dengan material tanpa pondasi adalah pincang. Oleh karena itu perlu perjuangan yang tulus dan luar biasa dalam membangun PKPT IPNU-IPPNU dari yang baik menjadi terbaik.

GENERASI PKPT IPNU-IPPNU
Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro
Nganjuk
Tahun Periode
Ketua IPNU
Ketua IPPNU
2008 – 2010
Mohammad Saifudin
Nur Azizah Fauziah
2011 – 2012
Yasin Sulton Tayuh Mulyono
Zaroatul Qoiriyah
2013 – 2014
Miftahul Aziz
Laila Uswatun Khasanah
2014 – 2015
Mohammad Jamaludin
Nita Maharani
2015 – 2016
Misbahul Munir
Ummi Zahrotul Muslimah
2016 – 2017
Ivan Maulana Ishaq
Sakbaniatun Masruroh
2017 – 2018
Musrivan Bahrudin
Ulfah Jamili



 

TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM


Dalam proses pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan Islam yang meletakkan faktor pengembangan fitrah anak didik, nilai-nilai agama dijadikan landasan kepribadian anak didik yang dibentuk melalui proses tersebut, oleh karena itu idealitas Islam yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak dapat diketahui oleh pendidik tanpa melalui proses evaluasi. Proses evaluasi itu sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena evaluasi menjadi tolok ukur bagaimana pendidikan itu berjalan, apakah sudah sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan atau masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh Abudin Nata bahwa “Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.”[1]. Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan diperlukan evaluasi sebagaimana yang dijelaskan oleh M. Sukardi bahwa “Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya.”[2]. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak, atau untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan merupakan proses membandingkan situasi dengan kriteria tertentu dalam masalah-masalah pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Toto Suaharto bahwa:
Jika kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk itu evaluasi pendidikan sebenarnya tidak hanya menilai tentang hasil belajar siswa tersebut, seperti evaluasi terhadap guru, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan dan sebagainya.[3]

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan Masyarakat.
Hj. Hanun Asrorah dan Anas Amin Alamsyah menjelaskan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
      Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
      Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
      Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar, bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan dikuasainya, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.
      Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
      Untuk menentukan angka kemajuan dan hasil belajar.
      Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
      Untuk mengenal latar belakang murid mengalami kesulitan-kesulitan belajar.[4]
Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan Islam yang harus diperhatikan dalam evaluasi, antara lain:[5]
1)   Prinsip kesinambungan
Evaluasi dilakukan secara sambung menyambung dan dilakukan dari waktu ke waktu, maka akan dapat diperoleh gambaran kemajuan yang terjadi di antara para siswa yang di evaluasi.
2)   Prinsip keseluruhan
Evaluasi hasil belajar harus dapat mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
3)   Prinsip objektivitas
Objektif dalam arti bahwa evaluasi itu di laksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa di pengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dari evaluator.
4)   Valid
Prinsip ini sangatlah penting bagi pelaksanaan evaluasi, karena prinsip memberikan informasi yang benar. Sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman mengenai pendidikan Islam.
5)   Mendidik
Evaluasi dilakukan agar peserta didik belajar dan pendidik juga mengajar dengan lebih baik.
6)   Berorientasi pada kompetensi
Dengan evaluasi, kompetensi dasar peserta didik akan dapat di ketahui. Seberapa jauhkah anak menguasai materi yang telah di ajarkan.
Pendidikan Islam dalam pendekatan filosofis dapat merupakan studi proses tentang kependidikan yang didasari niali- nilai ajaran Islam menurut konsepsi filosofis sebagaimana yang dijelaskan oleh M. Sukardi bahwa:
Berdasarkan pendekatan filosofis, pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan niali- nilai ajaran Islam menurut konsepsi filosofis, bersumberkan kitab suci Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw.[6]

Pendekatan filosofis ini memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo rasional” sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada sejauh mana pengembangan berfikir dapat dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar pendekatan filosofis dapat diaplikasikan ketika guru mengajar. “Contohnya pada pelajaran mengenai proses terjadinya penciptaan alam, atau pada proses penciptaan manusia, dari mana manusisa berasal, bagaimana proses kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk manusi. Hal ini terus berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia (hingga pada zat yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT).”
Dalam hal ini, Al-Qur’an benar-benar memberikan motivasi kepada manusia untuk selalu menggunakan pikirannya (rasio) secara tepat guna untuk menemukan hakikatnya selaku hamba Allah SWT, selaku mahkluk social dan selaku khalifah di bumi.
Evaluasi dilakukan adalah dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan Islam kepada peserta didik. Kesemua manfaat atau kegunaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan pendidikan Islam dalam berbagai aspeknya dalam rangka peningkatan kualitasnya ke masa depan.
 



[1] Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group, 2008, 173.
[2] M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, 16.
[3] Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, 84.
[4] Hj. Hanun Asrorah dan Anas Amin Alamsyah, Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Kopertais IV Press, 2012, 305-306.
[5] M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip ……………………………., 4-5.
[6] M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip ……………………………., 71.

SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG PKPT IPNU IPPNU JAMAN NOW

MELESTARIKAN SUWUK NU Dan GEBYAR 1000 TUMPENG PARA PELAJAR NAHDLATUL ULAMA JAMAN NOW BERSAMA PKPT IPNU-IPPNU IAI PANGERAN DIPONEG...